MotivasiKu adalah Sperma
Pernah kah anda membaca buku2 pengembangn diri seperti ESQ power karya ary ginanjar, the magic of thinking big-nya david j. Schwartz, chicken soup atau buku2 nya dale Carnegie, Stephen covey, Gede prama, Tung desem Waringin dll. Bagaimana menurut anda?
Jujur, saya adalah orang yang mulai bingung dengan begitu beragamnya buku motivasi tersebut. Mau pilih yang mana?alih2 saya malah bosan dan muak mengikuti perkembangan buku2 itu. Dulu saya penggemar buku2 tersebut, saya punya banyak buku
Model itu. Tapi kebanyakan buku2 itu berisi sama dan jarang menmpilkan cara konkrit dan kurang bersifat praktis, kalaupun praktis tapi agak sukar dipraktikan (orang seperti saya ini adalah orang yang berpikir negative, tidak positif, dan berpikir skeptis atau tidak optimis menuruit buku2 tersebut). Lagipula pengalaman mereka yang berhasil diterapkan pada diri sang motivator itu belum tentu cocok diterapkan oleh jutaan orang lain.
Sebagai informasi buku-buku itu berisi pesan2 luhur dan kaya moral untuk menjadi pribadi yang unggul, percaya diri, sukses secara spiritual, sosial dan juga material.
Entah kenapa banyak para penulis yang memilih menulis tentang bagaimana membuat orang lain bahagia. Semakin kompleks kah permasalahan hidup di dunia yang sekarang ini? Sehingga semua orang merasa tingkat stress, putus asa, dan kesedihan mereka sudah berada di level AKUT.
Kalau benar, berarti para penulis itu bukan hanya para motivator yang handal tapi juga adalah businessman yang hebat. Mereka tahu apa yang pasar inginkan dan butuhkan. Orang punya banyak masalah keuangan ,
Saran saya sebagai mantan konsumen produk2 pengembangan diri, ikutilah salah satu produsen, jangan kebanyakan nanti anda malah bingung seperti saya. Karena pada dasarnya buku2 dan produk mereka itu bagus semua, mereka semua orang hebat yang ingin orang lain juga menjadi hebat seperti hebatnya mereka. Mereka punya pengalaman yang ingin di-share
Saya sebenarnya senang ketika orang curhat berbagai problem hidupnya dan saya ada sampingnya untuk memotivasi. Tapi seseorang mengatakan bahwa saya bukan pendengar yang baik, karena yang ada malah saya yang curhat kepada yang empunya curhat. Tapi setidaknya saya pernah menjadi motivator buat teman saya, yang tercinta Patria Nurhari, ketika dia berkeluh kesah tentang BUJS (Berkas Usulan Judul Skripsi) nya yang dia sendiri takut kalo BUJS nya di tolak oleh pihak jurusan. Dan saya hanya yakinkan dia bahwa kita ga boleh takut, harus optimis. Bagaimana pun juga kita ini manusia yang lahir dari SATU Sperma Pemenang dari jutaan Sperma yang bersaing untuk membuahi SATU Ovum, jadi semua manusia adalah pemenang. Bukan begitu Patria…sebenarnya penulis ragu apakah dirinya ketika itu dianggap sebagai Motivator atau Opiktor (orang berpikiran kotor) oleh patria, karena ngomongin sperma melulu : )
By the way, saya sangat suka dengan kalimat motivasi tersebut diatas, terkesan alamiah, mendasar, dan nakal. Saya menyebutnya Motivasi Sperma. Ya memang begitulah, Bukankah hakikat manusia ada dunia untuk menjadi pemimpin, sehingga kita adalah pemimpin, paling tidak untuk diri sendiri, dan bagaimana memimpin diri kalau kita belum bisa memenangkan diri kita masing2.